Multilevel
Feedback Queue
Algoritma ini mirip sekali dengan algoritma multilevel queue.
Perbedaannya ialah algoritma ini mengizinkan proses untuk pindah antrian. Jika
suatu proses menyita CPU terlalu lama, maka proses itu akan dipindahkan ke
antrian yang lebih rendah. Hal ini menguntungkan proses interaksi karena proses
ini hanya memakai waktu CPU yang sedikit. Demikian pula dengan proses yang
menunggu terlalu lama. Proses ini akan dinaikkan tingkatannya. Biasanya
prioritas tertinggi diberikan kepada proses dengan CPU burst terkecil,
dengan begitu CPU akan terutilisasi penuh dan M/K dapat terus sibuk. Semakin
rendah tingkatannya, panjang CPU burst proses juga semakin besar.
Algoritma ini didefinisikan melalui
beberapa parameter, antara lain:
- Jumlah antrian.
- Algoritma penjadwalan tiap
antrian.
- Kapan menaikkan proses ke
antrian yang lebih tinggi.
- Kapan menurunkan proses ke
antrian yang lebih rendah.
- Antrian mana yang akan dimasuki
proses yang membutuhkan.
Dengan pendefinisian seperti tadi
membuat algoritma ini sering dipakai, karena algoritma ini mudah dikonfigurasi
ulang supaya cocok dengan sistem. Tapi untuk mengatahui mana penjadwal terbaik,
kita harus mengetahui nilai parameter tersebut.
Multilevel feedback queue
adalah salah satu algoritma yang berdasar pada algoritma multilevel queue.
Perbedaan mendasar yang membedakan multilevel feedback queue dengan multilevel
queue biasa adalah terletak pada adanya kemungkinan suatu proses berpindah
dari satu antrian ke antrian lainnya, entah dengan prioritas yang lebih rendah
ataupun lebih tinggi, misalnya pada contoh berikut.
- Semua proses yang baru datang
akan diletakkan pada queue 0 ( quantum= 8 ms).
- Jika suatu proses tidak dapat
diselesaikan dalam 8 ms, maka proses tersebut akan dihentikan dan
dipindahkan ke queue 1 ( quantum= 16 ms).
- Queue
1 hanya akan dikerjakan jika tidak ada lagi proses di queue 0, dan jika
suatu proses di queue 1 tidak selesai dalam 16 ms, maka proses
tersebut akan dipindahkan ke queue 2.
- Queue
2 akan dikerjakan bila queue 0 dan 1 kosong, dan akan berjalan dengan
algoritma FCFS.
Disini terlihat bahwa ada
kemungkinan terjadinya perpindahan proses antar queue, dalam hal ini
ditentukan oleh time quantum, namun dalam prakteknya penerapan algoritma
multilevel feedback queue akan diterapkan dengan mendefinisikan terlebih
dahulu parameter-parameternya, yaitu:
- Jumlah antrian.
- Algoritma internal tiap queue.
- Aturan sebuah proses naik ke
antrian yang lebih tinggi.
- Aturan sebuah proses turun ke
antrian yang lebih rendah.
- Antrian yang akan dimasuki tiap
proses yang baru datang.
Contoh: Terdapat tiga antrian; Q1=10
ms, FCFS Q2=40 ms, FCFS Q3=FCFS proses yang masuk, masuk ke antrian Q1. Jika
dalam 10 ms tidak selesai, maka proses tersebut dipindahkan ke Q2. Jika dalam
40 ms tidak selesai, maka dipindahkan lagi ke Q3. Berdasarkan hal-hal di atas
maka algoritma ini dapat digunakan secara fleksibel dan diterapkan sesuai
dengan kebutuhan sistem. Pada zaman sekarang ini algoritma multilevel
feedback queue adalah salah satu yang paling banyak digunakan.
Kalau mengambil bahan dari orang lain, artikel, text book atau sumber lain tolong diberikan keterangan yang merujuk ke sumber asli.
BalasHapusditujukan agar tidak disebut plagiarisme.
terimakasih :)