Pengertian
topik
Secara etimologis, kata “topik” berasal dari kata
bahasa Yunani, topoi yang berarti “tempat”. Ini berarti topik merupakan sesuatu
yang sudah ditentukan dan dibatasi. Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok
permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang digarap menjadi karangan.
Topik merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis? atau
Hendak menulis tentang apa?
Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik karangannya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang berifat umum dan belum terurai berbeda dengan topik, adapun judul karangan pada umumnya adalah rincian dan penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik karangannya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang berifat umum dan belum terurai berbeda dengan topik, adapun judul karangan pada umumnya adalah rincian dan penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Berdasarkan
uraian di atas dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara topik dan judul.
Topik dapat menjadi judul karangan.namun, antara keduanya terdapat perbedaaan,
topik adalah payung besar yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut
pandang penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung
permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah.
Dalam penggarapan karangan ilmiah misalnya skripsi, judul memang ditetapkan pada awal proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline. Namun, perlu diketahui bahwa proses pembuatan judul itu sebenarnya tetap berawal dari pemiihan topik. Pada jelnis karangna lain pada artikel sederhana, judul dapat dibuat sesudah karangan selesai, serta dapat diganti - ganti sepanjang hal itu relevan dengan isi karangan dan sesuai dengan topik yang ditentukan.
Dalam penggarapan karangan ilmiah misalnya skripsi, judul memang ditetapkan pada awal proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline. Namun, perlu diketahui bahwa proses pembuatan judul itu sebenarnya tetap berawal dari pemiihan topik. Pada jelnis karangna lain pada artikel sederhana, judul dapat dibuat sesudah karangan selesai, serta dapat diganti - ganti sepanjang hal itu relevan dengan isi karangan dan sesuai dengan topik yang ditentukan.
Sumber-sumber
Topik
Tak jarang seorang openulis bingung saat menentukan
hendak menulis apa, rasanya semua menarik dan banyak yang sudah ditulis orang
sebenarnya banyak hal yang dapat dijadikan topik tulisan. Untuk membantu
menentukan topik, seperti yang disampaikan Wayne N. Thompson dalam Rakhmat
(1999:20), seorang penulis daat menemukan sumber topik dengan cara sebagai
berikut.
1.
Pengalaman Pribadi
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok Anda
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok Anda
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu
2. Hobi dan
Keterampilan
a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara kerja sesuatu
a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara kerja sesuatu
3.
Pengalaman Pekerjaan atau Profesi
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
4. Pelajaran
Sekolah/Kuliah
a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
5. Pendapat
pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio /televisi
b. Hasil pengamatan pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio /televisi
b. Hasil pengamatan pribadi
6.
PeristiwaHangat dan Pembicaraan publik
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir
7. Masalah
Abadi
a. Agama
b. Pendidikan
c. Sosial danmasyarakat
d. Problem pribadi
a. Agama
b. Pendidikan
c. Sosial danmasyarakat
d. Problem pribadi
8. Kilasan
Biografi
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-orang berjasa
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-orang berjasa
9. Kejadian
khusus
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang eratkaitannya dengan perayaan
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang eratkaitannya dengan perayaan
10. Minat
Khalayak
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus
Cara
membatasi topik
Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti,
penulis sudah memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan
tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah (1994: 211), ada lima hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih topik:
1. ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
2. cukup menarik untuk dibahas
3. dikenal dengan baik
4. bahannya mudah diperoleh
5. tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Keraf (1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai berikut: Pertama, tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral. Kedua, ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut atau tidak. Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di sekitar lingkaran topik pertama tadi. Ketiga, tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih. Keempat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.
1. ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
2. cukup menarik untuk dibahas
3. dikenal dengan baik
4. bahannya mudah diperoleh
5. tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Keraf (1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai berikut: Pertama, tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral. Kedua, ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut atau tidak. Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di sekitar lingkaran topik pertama tadi. Ketiga, tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih. Keempat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.
Syarat-syarat topik
Tahap ini tentu saja sudah menentukan topik yang
hendak dikembangkan menjadi suatu karangan. Langkah selanjutnya,
pertimbangkanlah apakah topik tersebut menarik untuk dijadikan tulisan dan
apakah mampu untuk menuliskannya sebagai sebuah karangan? Untuk menentukan
topik yang baik, hal-hal berikut ini dapat dijadikan tolok ukurnya.
1. Topik harus sesuai dengan latar belakang
pengetahuan penulisnya. Pastikan bahwa topik yang hendak dibahas benar – benar
sudah dikuasai materinya.
2. Topik harus sesuai dengan minat
Anda. Topik yang menarik minat Anda akan membuat Anda lancar menuliskannya.Selain
itu, jika Anda tertarik untuk menuliskannya tentu akan membuat Anda bersemangat
mencari referensinya.
3. Topik harus menarik minat pembaca.
Percuma saja menulis sesuatu yang kira-kira tidak membuat orang tertarik untuk
membacanya. Meskipun minat baca seseorang tentulah berkaitan dengan latar
belakang pengetahuannya. Akan tetapi, jika Anda menulis sesuatu yang baru,
eksotik, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat
seseorang terlibat emosional, dan hal yang eksotik ini akan menarik orang untuk
membacanya.
4. Topik harus dapat ditunjang dengan
referensi lain. Suatu topik yang belum ada sama sekali rujukan (referensi) atau
materi lain yang menunjang akan sangat merepotkan Anda sendiri, Untuk itu,
sedapat mungkin hindarilah dahulu topik seperti itu.
5. Topik harus dibatasi ruang
lingkupnya. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan Anda sendiri dan akan
menyita banyak waktu Anda. Lagi pula pembicaraan Anda tidak akan terfokus. Hal
ini akan membuat tulisan Anda terlihat bertele-tele.
JUDUL
Samakah judul dengan topik? Jawabannya tentu saja
tidak. Topik ialah pokok pembicaraan, sedangkan judul adalah nama, merek, atau
label karangan. Topik bersifat implisit, sedangkat judul bersifat eksplisit.
Karena sifat topik, dan judul seperti itu, biasanya penulis menentukan topik
yang ingin dibahasnya sebelum menulis, sedangkan pembaca menemukan judul
sebelum membaca. Sebaliknya, penulis menentukan judul ketika atau setelah
menulis, sedangkan pembaca mengetahui topik tulisan setelah membaca.
Dengan demikian, judul dan topik tidak sama. Dalam karangan fiksi –misalnya- topik tidak dengan sendirinya menjadi judul. Misalnya roman yang berjudul “Siti Nurbaya” bertopik dalam “Kawin Paksa”. Dalam karya ilmiah, biasanya topik bisa serta-merta menjadi judul. Berdasarkan uraian ini, maka topik yang sudah sangat spesifik di atas dapat langsung dijadikan judul.
Dalam menulis judul karangan ilmiah, penulis dituntuk hal-hal sebagai berikut:
1. Harus sesuai dengan topik atau isi dan jangkauannya.
2. Sebaiknya dinyatakan dengan frasa atau kelompok kata, bukan kalimat.
3. Sesingkat mungkin.
4. Sejelas mungkin, tidak dalam bentuk konotatif dan tidak bermakna ambiguitas.
5. Provokatif, memancing orang untuk membaca tulisan itu.
Dengan demikian, judul dan topik tidak sama. Dalam karangan fiksi –misalnya- topik tidak dengan sendirinya menjadi judul. Misalnya roman yang berjudul “Siti Nurbaya” bertopik dalam “Kawin Paksa”. Dalam karya ilmiah, biasanya topik bisa serta-merta menjadi judul. Berdasarkan uraian ini, maka topik yang sudah sangat spesifik di atas dapat langsung dijadikan judul.
Dalam menulis judul karangan ilmiah, penulis dituntuk hal-hal sebagai berikut:
1. Harus sesuai dengan topik atau isi dan jangkauannya.
2. Sebaiknya dinyatakan dengan frasa atau kelompok kata, bukan kalimat.
3. Sesingkat mungkin.
4. Sejelas mungkin, tidak dalam bentuk konotatif dan tidak bermakna ambiguitas.
5. Provokatif, memancing orang untuk membaca tulisan itu.
TEMA
Secara etimologis, kata “tema” berasal dari bahasa
Yunani yaitu tithenai yang berarti ”sesuatu yang telah diuraikan. Ini berarti
topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan dibatasi. Tema berarti pokok
pemikiran. Pokok pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam
karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai mengarang
sangatlah penting untuk menjamin penyampaian ide secara teratur dan jelas
sehingga isi karangan akan dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah.
Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan (outline). Berdasarkan uraian di atas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu kerangkan karangan. Sekaligus membedakan antara topik, judul dan tema.
Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan (outline). Berdasarkan uraian di atas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu kerangkan karangan. Sekaligus membedakan antara topik, judul dan tema.
Topik :
Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas
Judul :
(dapat disesuaikan dengan selera penulis)
1. Macet lagi, Macet lagi... Pusing!
2. Lalu-lintas Macet, Penyakit Modernisasi
3. Kemacetan Lalu-lintas dapat Memicu Stress.
Tema :
Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah semata-mata tanggung jawab aparat kepolisian, melaikan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu-lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah adanya kesadaran berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab, sebab keteraturan berlalu lintas adalah cermin kepribadian bangsa.
Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif
Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas
Judul :
(dapat disesuaikan dengan selera penulis)
1. Macet lagi, Macet lagi... Pusing!
2. Lalu-lintas Macet, Penyakit Modernisasi
3. Kemacetan Lalu-lintas dapat Memicu Stress.
Tema :
Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah semata-mata tanggung jawab aparat kepolisian, melaikan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu-lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah adanya kesadaran berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab, sebab keteraturan berlalu lintas adalah cermin kepribadian bangsa.
Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar